Tazkirah Ramadhan 30 saat (6)
Bulan Ramadhan bulan al Quran
Allah, saat memfardhukan ke atas hambaNya puasa di bulan Ramadhan, terus saja memahamkan mereka akan kelebihan bulan tersebut. Bulan Ramadhan dipilih untuk menjadi sebuah taman iman buat para hambaNya kerana ia mengandungi satu peristiwa besar yang tidak sayugia dilupakan dan dialpakan oleh setiap yang beriman.
Peristiwa itu adalah penurunan kurniaan nikmat Allah yang paling agung iaitu al Quran sebagai petunjuk ke atas seluruh manusia yang dipenuhi keterangan-keterangan yang jelas yang mengandungi hidayat dan pembeza kebenaran daripada kebatilan.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ .
Maksudnya: “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan padanya al Quran, menjadi petujuk buat manusia dan dipenuhi keterangan-keterangan yang jelas daripada petunjuk dan al furqan (pemisah kebenaran daripada kebatilan). – al Baqarah: 185
Nikmat Allah ke atas manusia tidak terkira. Samada manusia itu bersyukur di atas nikmatNya itu atau sebaliknya, Allah dengam sifat rahmanNya itu terus menebarkan kasih sayangNya ke atas seluruh makhlukNya di dunia ini, sebelum mengkhususkannya hanya untuk mereka yang beriman sahaja di akhirat nanti. Adapun orang-orang yang kufur, nikmat dan rahmatNya akan terhenti di dunia sahaja.
Bagaimana nikmat itu terhenti dan putus? Dan bagaimana pula nikmat itu terus bersambungan sehingga ke akhirat? Ya, ia tergadai dan terikat dengan nikmat al Quran tersebut. Barang siapa yang beriman dengan al Quran dan hidup berpetunjukkan al Quran, maka al Quran hadir di sisinya saat ia kembali ke alam baqa’. Al Quran menjadi pelindung dan hujah buatnya menagih kasih sayang dan rahmat Allah di sana nanti.
Adapun sebaliknya ke atas mereka yang kufur, segala nikmat di dunia akan terhenti sebaik kematian menyentapnya nanti. Tanpa al Quran disisinya nanti, segala-galanya adalah kegelapan dan malapetaka buatnya di akhirat nanti. Saat itu, tiada lagi erti segala nikmat yang diperolehinya di dunia dulu. Ia seperti kosong yang penuh tipudaya syaitan.
Justeru sayugialah nikmat penurunan al Quran sebagai petunjuk menuju akhirat itu tidak dilupai oleh manusia. Ia mesti disyukuri dengan sesungguhnya.
Malangnya manusia, kebanyakan mereka tidak mensyukuri nikamt al Quran, malah mereka menolaknya dan melemparkannya ke belakang mereka.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Maksudnya: “Dan berkata al Rasul;Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah meninggakan al Quran.” – al Furqan:30
Saat manusia menolak kehadiran nikmat teragung ini, siapakah kalangan hambaNya yang menyambut al Quran dengan penuh kegembiraaan dan kesungguhan?
bersambung..
Tinggalkan komen
Comments feed for this article